Hilangkan Lelah Anda di Cafe Bagan

Touring kemanapun , Kedai Kopi selalu menjadi tempat ber istirahat. Sayangnya di Bagan Myamar, menemukan kedai kopi tak semudah di tempat-tempat lain.

Kesederhanaan interior yang mampu memberi nyaman

SAYA takkan pernah melewatkan ritual ngopi di sebuah kota yang baru saya singgahi. Menurut saya ngopi di kedai kopi lokal tak hanya meneguk rasa pada cangkir, tetapi juga budaya dan kebiasaan yang ada di kota tersebut. Sayangnya, di Bagan Myanmar menemukan kedai kopi tak semudah kelihatannya. Di kota kecil nan indah ini menemukan pagoda terasa lebih mudah ketimbang menemukan coffee shop. Diperlukan sedikit perjuangan dan kesabaran untuk secangkir kopi nikmat.

The coffee bar!

Di Bagan saya menginap di daerah New Bagan. Di sini tak ada kedai kopi yang sebenar-benarnya kedai kopi. Banyak bertebaran kafe, restoran dan bar. Tapi tak satupun dari tempat-tempat itu memiliki mesin kopi. Boro-boro bicara soal third wave coffee shop, second wave coffee shop saja masih jarang di sini. Berbekal tekad yang sudah bulat untuk menemukan kedai kopi, saya dan seorang teman menyewa e-bike atau sepeda listrik untuk kami pakai ke daerah Nyaung-U. Konon di Nyaung-U yang terkenal sebagai kawasan backpacker ada kedai kopi yang rasa kopinya lumayan. Dan yang terpenting ada espresso machine-nya! Hore!

Finally ada mesin kopinya!

Dari New Bagan ke Nyaung-U kira-kira memakan waktu 17 menitan dengan kecepatan e-bike yang tak bisa ngebut. Jalanan Bagan siang itu panasnya bukan main. Mungkin di sini ada empat matahari sehingga panasnya sungguh gila-gilaan. Dan setelah berjuang menerjang panas dan debu, akhirnya sampailah kami ke Café Bagan. Ya, kafe. Tak ada coffee shop specialty di Bagan. Yang ada hanyalah kafe dan restoran. Beruntung di Café Bagan ada mesin kopi dan mesin penggiling kopi yang layak. Ah saya sudah rindu sekali ngopi!

Yummy!

Café Bagan berada di dekat Mani Si Thu Market yang tersehor. Kafe ini berdekorasi kayu dengan kursi dan meja kayu rotan yang terlihat jadul sekali. Jendela-jendela besar memungkinkan kami melihat lalu-lalang sibukanya warga Nyaung-U. Di sebelah kiri pintu masuk ada jejeran cake yang terpajang rapi warna-warni. Serasa memanggil-manggil untuk dicicipi. Coffee bar berada di bagian belakang bersanding dengan bar tempat botol-botol memabukkan terpajang. Nyaung-U dan sekitarnya sering terkena mati listrik bergilir, untung siang itu kami sedang diberkati jadilah kami bisa ngopi. Kalau listrik belum menyala mesin kopi tak bisa dioperasikan dan tentu saja pengunjungnya harus kecewa karena menu kopi mendadak tak bisa disediakan. Fiuh!

 

Hot cappuccino, anyone?

Karena hasrat akan asupan kafein tak terbendung lagi akhirnya kami memilih iced cappuccino dan hot cappuccino. Sebenarnya banyak menu espresso base tersedia di buku menunya. Hanya saja ada keragu-raguan di benak kami. Jadilah kami memesan menu yang standar saja. Tak hanya kopi, kami juga memesan Lemon Chicken Breast. Ya, agak tidak nyambung antara kopi dan Lemon Chicken Breast, tapi entah kenapa menu yang satu ini terasa memanggil-manggil untuk dicoba.

Ini nih yang segar-segar!

Tibalah menu yang kami pesan. Secangkir hot cappuccino dan iced cappuccino siap untuk diteguk. Rasanya cukup lumayan meskipun menurut kami biji kopinya sedikit burn. Maklum, mereka menggunakan biji kopi dari Lavazza sebagai espresso blend-nya. Yah, saya sudah cukup bersyukur dengan rasa kopi yang lumayan ini. Setidaknya saya tak uring-uringan lagi karena akhirnya bisa ngopi. Setelah kopi tiba, Lemon Chicken Breast pun datang. Saya benar-benar surprise dengan rasanya. Tak mau berekspektasi tinggi tapi dada ayam yang dimasak dengan lemon dan disajikan dengan salad dan kentang goreng ini benar-benar juara. Juicy chicken dengan bumbu sederhana dan salad yang dressing-nya luar biasa enak ini membuat siang saya benar-benar bahagia. Ha-ha-ha.

Lemon Chicken Breast yang nikmatnya dahsyat

Saat kami ngopi di sini terlihat banyak turis yang mampir juga. Kebanyakan dari mereka membeli kopi yang buat dibawa di perjalanan, meskipun banyak dari mereka yang mampir buat ngadem karena cuaca di luar panasnya luar biasa. Kalau dipikir-pikir Café Bagan ini adalah seperti ‘kolam sejuk’ tempat segala penat dan panas lebur direndam kenikmatan. Kami saja betah berjam-jam duduk di sini sambil tak henti-henti mengagumi Bagan yang meski kotanya sungguh kecil namun mampu memberikan kebahagiaan yang besar.

Kalau mampir ke Bagan singgah ke sini!

Café Bagan

Lanmadaw Road dekat Mani Sithu Market

Nyaung-U, Bagan, Myanmar

sumber : https://majalah.ottencoffee.co.id

baca Juga : kopi-robusta-dari-bengkulu-masuk-kopi

Leave a comment